Picture from Den Of Geek
MovieBun-Masih ingatkah anda pada permainan pemanggil arwah yang bernama Ouija? jika ya, anda datang pada saat yang tepat. Kini, film perdana Ouija yang tayang pada tahun 2014 ini telah menggarap sebuah prekuel terbarunya yang bertajuk Ouija: Origin Of Evil. Dalam film perdana Ouija, banyak sekali menuai kritik dari para penonton. Film pertamanya ada beberapa kekurangan, yaitu pada aspek cerita dan penokohan yang kurang berbobot. Film pertamanya sama sekali melenceng pada pokok pikiran ceritanya, yaitu pemanggilan arwah. Proses pembuatan film ini memakan waktu sekitar 2 bulan. Dilansir dari Wikipedia, Sang sutradara, Mike Flanagan mempunyai daya tarik tersendiri terhadap film ini, seperti yang dikatakan olehnya dalam sebuah wawancara bahwa ia "alergi terhadap sekuel."
Pemeran dan sinopsis telah dipublikasikan pada saat tahap produksi berlangsung. Poster resmi film ini pun dirilis pada waktu yang sama. Pada film pertamanya, Ouija yang tayang pada tahun 2014 ini berkisah tentang para sekelompok mahasiswa yang menyalahgunakan papan pemanggil arwah tersebut. Para mahasiswa tersebut menggunakan papan Ouija untuk mengundang arwah temanya yang sudah mati karena bunuh diri. Dikabarkan, penyebab sahabat para mahasiswa tersebut bunuh diri, disebabkan oleh papan Ouija itu sendiri. Mereka tidak sengaja mengudang sebuah arwah jahat yang membuat nyawa mereka melayang satu per satu.
Pada film pertama Ouija, masih belum bisa membuat para penonton puas akan scene demi scene yang ditayangkan di film tersebut. Mengapa demikian? karena beberapa komponen mengerikan yang diberikan dalam film ini masih dirasa kurang total dan belum maksimal. Titik lemahnya yaitu pada unsur jumpsacare yang terlalu banyak dan tidak mementigkan kualitas. Sepertinya, masalah sepele seperti ini yang selalu terjadi pada sebagian besar film horror.
Keuntungan yang didapat oleh film pertamanya ini jumlahnya pun tak main-main, yaitu sekitar US$103 juta atau setara dengan 1,3 triliun rupiah. Padahal biaya pembuatan film ini hanya sekitar 60 miliar rupiah. Sungguh angka yang sangat fantastis. Maka dari itu lahirlah prekuel dari film ini yang tidak kalah menarik dari film sebelumnya.
Pemeran dan sinopsis telah dipublikasikan pada saat tahap produksi berlangsung. Poster resmi film ini pun dirilis pada waktu yang sama. Pada film pertamanya, Ouija yang tayang pada tahun 2014 ini berkisah tentang para sekelompok mahasiswa yang menyalahgunakan papan pemanggil arwah tersebut. Para mahasiswa tersebut menggunakan papan Ouija untuk mengundang arwah temanya yang sudah mati karena bunuh diri. Dikabarkan, penyebab sahabat para mahasiswa tersebut bunuh diri, disebabkan oleh papan Ouija itu sendiri. Mereka tidak sengaja mengudang sebuah arwah jahat yang membuat nyawa mereka melayang satu per satu.
Pada film pertama Ouija, masih belum bisa membuat para penonton puas akan scene demi scene yang ditayangkan di film tersebut. Mengapa demikian? karena beberapa komponen mengerikan yang diberikan dalam film ini masih dirasa kurang total dan belum maksimal. Titik lemahnya yaitu pada unsur jumpsacare yang terlalu banyak dan tidak mementigkan kualitas. Sepertinya, masalah sepele seperti ini yang selalu terjadi pada sebagian besar film horror.
Keuntungan yang didapat oleh film pertamanya ini jumlahnya pun tak main-main, yaitu sekitar US$103 juta atau setara dengan 1,3 triliun rupiah. Padahal biaya pembuatan film ini hanya sekitar 60 miliar rupiah. Sungguh angka yang sangat fantastis. Maka dari itu lahirlah prekuel dari film ini yang tidak kalah menarik dari film sebelumnya.
Image from BookMyShow
Mengapa disebut sebagai prekuel? karena latar yang terdapat dalam film Ouija: Origin Of Evil ini akan mengambil latar pada 49 tahun yang lampau sebelum semua peristiwa yang dialami oleh para remaja tersebut. Semua bermula dari perempuan yang bernama Alice Zander (Elizabeth Reaser) dan kedua putrinya, Paulina Zander (Annalise Basso) dan Doris Zander (Lulu Wilson) memanggil arwah-arwah penasaran. Dibalik semua keahlian Alice dengan menggunakan papan Ouija, ternyata semua itu hanyalah bohongan belaka. Akhirnya tidak ada lagi yang percaya kepada Alice, karena tindakanya yang terkesan "memanfaatkan". Semua itu rela ia lakukan demi memberi makan kedua putrinya tersebut, karena sang suami telah meninggal dunia karena kecelakaan. Pada suatu hari, Alice mendapatkan papan Ouija, papan untuk memanggil arwah. Kemudian ia menggunakan papan Ouija untuk memulai praktiknya tersebut.
Horror Yang Sebenarnya
Film prekuel dari Ouija yang satu ini, lebih bisa tampil mengesankan ketimbang film sebelumnya. Film ini mengangkat nuansa vintage, jelas saja karena film yang satu ini mengambil latar pada tahun 60an. Dengan nuansa jadul tersebut, suasana tegang dan ngeri makin terasa. Sangat berbeda dari film pertamanya, Ouija: Origin Of Evil tidak menampilkan adegan jumpsacare yang tidak penting, justru sebaliknya film ini tentu akan berfokus pada alur dan plot, dan tidak mengedepankan adegan kejut berlebihan yang bisa merusak cerita pada film horror.
Kelebihan dari film ini, tidak hanya dari aspek plot twist nya saja, tetapi yang tidak kalah bagus adalah, totalitas dan kualitas para pemain dalam film ini. Salah satunya adalah, Lulu Wilson yang berperan sebagai Doris, putri dari Alice Zander. Sebagai karakter utama dalam film ini, ia mampu menunjukan performa yang sangat berkualitas, tidak belebihan dan mampu memberikan kengerian pada penonton, intinya, semua pas. Tidak hanya menimbulkan keseraman, banyak sekali scene keren dan tidak terduga dari Doris. Walaupun tidak seseram film horror lainya, tidak ada yang mengalahkan kualitas Lulu Wilson dalam film yang satu ini.
Horror Yang Sebenarnya
Film prekuel dari Ouija yang satu ini, lebih bisa tampil mengesankan ketimbang film sebelumnya. Film ini mengangkat nuansa vintage, jelas saja karena film yang satu ini mengambil latar pada tahun 60an. Dengan nuansa jadul tersebut, suasana tegang dan ngeri makin terasa. Sangat berbeda dari film pertamanya, Ouija: Origin Of Evil tidak menampilkan adegan jumpsacare yang tidak penting, justru sebaliknya film ini tentu akan berfokus pada alur dan plot, dan tidak mengedepankan adegan kejut berlebihan yang bisa merusak cerita pada film horror.
Kelebihan dari film ini, tidak hanya dari aspek plot twist nya saja, tetapi yang tidak kalah bagus adalah, totalitas dan kualitas para pemain dalam film ini. Salah satunya adalah, Lulu Wilson yang berperan sebagai Doris, putri dari Alice Zander. Sebagai karakter utama dalam film ini, ia mampu menunjukan performa yang sangat berkualitas, tidak belebihan dan mampu memberikan kengerian pada penonton, intinya, semua pas. Tidak hanya menimbulkan keseraman, banyak sekali scene keren dan tidak terduga dari Doris. Walaupun tidak seseram film horror lainya, tidak ada yang mengalahkan kualitas Lulu Wilson dalam film yang satu ini.
picture from Hollywood Reporter
Segala aspek yang berpengaruh dengan jalanya film ini telah diukur, dan telah berhasil memikat perhatian dari para penonton, mulai dari aspek penokohan yang sangat bagus dan teratur hingga jalanya yang memang sudah diatur secara rapi dan tidak berantakan. Kalau kita membicarakan soal penokohan dalam film ini, salah satu aspek yang sangat penting dalam penokohan dan pembangunan sebuah karakter dalam film, yaitu chemistry. Mengapa dibilang penting, karena bila antar tokoh tidak ada interakasi yang sangat dekat, sama saja film tersebut tidak ada nyawa atau bisa dibilang film akan terasa membosankan. Maka dari itu, setiap film membutuhkan chemistry yang kuat antar tokoh. Sungguh chemistry yang sangat mantap antara ibu dan anak-anaknya.
Kata-Kata Terakhir
Menurut kami, jika film ini dibilang sangatlah bagus, dirasa tidak imbang, tetapi dibilang mengecewakan juga tidak. Memang, film yang satu ini masih belum menyetarai box office horror terbaik musim ini. Ouija: Origin Of Evil mempunyai titik lemah pada segi cerita yang agak terburu-buru untuk mengakhiri film dan imajinasi yang masih dibilang kurang. Terlepas dari semua kelemahan yang ada, film ini cukup layak masuk ke daftar film yang wajib anda tonton bersama keluarga dan rekan anda pada tahun ini. Beberapa kelebihan yang sangat menonjol yang terdapat dalam film ini adalah efek spesial dan aspek visual yang lebih baik daripada film sebelumnya. Seperti yang ada di judul, film ini akan membawa anda kembali ke masa lalu periode '60 an, nuansa vintage dan jadul masih terasa.
Sekali lagi, film Ouija: Origin Of Evil ini layak anda tonton bersama sanak saudara dan teman-teman anda, selagi mengisi agenda liburan pada tahun ini, Happy Holidays...
Tunggu review dari kami berikutnya...
Kata-Kata Terakhir
Menurut kami, jika film ini dibilang sangatlah bagus, dirasa tidak imbang, tetapi dibilang mengecewakan juga tidak. Memang, film yang satu ini masih belum menyetarai box office horror terbaik musim ini. Ouija: Origin Of Evil mempunyai titik lemah pada segi cerita yang agak terburu-buru untuk mengakhiri film dan imajinasi yang masih dibilang kurang. Terlepas dari semua kelemahan yang ada, film ini cukup layak masuk ke daftar film yang wajib anda tonton bersama keluarga dan rekan anda pada tahun ini. Beberapa kelebihan yang sangat menonjol yang terdapat dalam film ini adalah efek spesial dan aspek visual yang lebih baik daripada film sebelumnya. Seperti yang ada di judul, film ini akan membawa anda kembali ke masa lalu periode '60 an, nuansa vintage dan jadul masih terasa.
Sekali lagi, film Ouija: Origin Of Evil ini layak anda tonton bersama sanak saudara dan teman-teman anda, selagi mengisi agenda liburan pada tahun ini, Happy Holidays...
Tunggu review dari kami berikutnya...
Comments
Post a Comment